Translate

Jumat, 27 November 2015

Ternak Sapi Sukses - Tips Kiat Sukses Dalam Usaha Ternak Sapi Potong - AndreLinds.Com

Pertumbuhan penduduk Indonesia berkembang sangat pesat, hal tersebut terbukti dengan jumlah kelahiran bayi yang setiap tahunnya mencapai 5 juta jiwa. Dengan adanya pertumbuhan penduduk yang semakin besar, tentunya persaingan pun juga semakin meningkat, baik di dunia bisnis maupun para pencari pekerjaan.
Untuk para pengusaha atau pelaku bisnis tentu dituntut untuk bisa sekreatif mungkin dalam hal mengembangkan usahanya, begitu juga dengan para pencari kerja, mereka harus punya skill serta attitude yang bagus jika ingin bersaing dengan para pencari kerja lainnya.
Apalagi di tahun 2015 ini kita akan memasuki dunia pasar bebas (AFTA), apabila kita tidak bisa berbuat sesuatu atau membuat terobosan baru, maka kita akan dilibas habis oleh negara tetangga. Di bumi Indonesia yang kaya akan sumber daya alam ini, kita masih tidak berdaya dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-sehari. Misalkan saja dalam hal daging, kita masih bergantung pada negara tetangga seperti Australia dan China.
Pertanyaannya, apakah kita nggak bisa berternak sapi sendiri, sehingga harus terus-terusan impor dari negara tetangga? Bisa, tapi semangat serta dukungannya yang nggak ada. Oleh karena itu, di postingan kali ini akan kita bahas tentang kiat-kiat usaha sukses dalam bidang berternak sapi potong.
Kenapa kita harus membahas ini? Seperti yang sudah kita bahas secara singkat di atas, tentang pesatnya pertumbuhan penduduk tentu akan berbanding lurus dengan permintaan pasar akan kebutuhan makan sehari-hari, termasuk juga daging. Dan kita tahu sendiri kalau sekarang ini, pasar daging kita sedang dikuasai oleh Australia. Kenapa begitu? Karena, kita belum mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan kita sendiri, akibat kurangnya produktifitas bangsa.
Berdasarkan penelusuran yang kita lakukan, harga daging sapi dipasaran semakin tinggi, khususnya daging sapi ternak. Dari beberapa daerah yang kita kunjungi hampir setiap petani memiliki ternak sapi, namun sayang hanya untuk ternak mereka sendiri. Dengan kata lain, mereka belum ada kesungguhan untuk melakukan pengembangan lebih lanjut lagi.
Hal tersebut disebabkan karena para petani kita masih sangat minim informasi tentang bagaimana cara melakukan ternak sapi yang baik dan benar. Sehingga, walaupun ada petani yang melakukan budidaya hasilnya tidak sebagus dengan sapi-sapi hasil impor yang memang diperhatikan secara khusus.
Sebenarnya, para petani kita sudah melakukan hal semacam ini sejak zaman dahulu kala. Oleh karena itu, kita harus menggali kemampuan tersebut dengan adanya dukungan dari pihak yang bersangkutan (Dinas peternakan) untuk memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada para petani kita. Agar negara yang kaya ini mampu untuk berdiri sendiri.
Tapi, kalau menunggu adanya ulur tangan mereka kayaknya agak sedikit lama. Dan alangkah baiknya kalau kita punya kesadaran sendiri untuk belajar bagaimana cara berternak sapi yang benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Berikut ulasannya.

1. Pemilihan jenis sapi

Dalam melakukan ternak sapi, pemilihan jenis sapi akan sangat berpengaruh dengan hasil yang akan kita dapatkan nanti. Karena, tempat / daerah kita berternak tidak selamanya cocok dengan semua jenis sapi. Misalkan saja di Provinsi Banten, secara umum semua daerahnya bisa dijadikan sebagai tempat untuk penggemukan sapi, tapi tidak semua jenis sapi cocok untuk dibudidayakan di sana.

Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam memilih jenis sapi, diantaranya adalah jumlah populasi sapi, pertambahan populasi setiap tahunnya, produksi, penyebaran, karkas, serta efisiensi penggunaan pakan sapi.

Jenis-jenis sapi ternak / potong yang biasanya kita jumpai di Indonesia adalah jenis sapi lokal dan sapi impor. Dari masing-masing jenis sapi tersebut tentunya mempunyai sifat genetik yang khas. Hal tersebut bisa kita lihat dari bentuk fisik maupun laju pertumbuhannya.

Jenis sapi lokal yang biasanya dijadikan sebagai sapi potong adalah sapi ongole, sapi peranakan ongole (PO), sapi madura dan juga sapi bali. Dan ada juga sapi aceh yang biasanya diekspor ke Pinang, Malaysia.

Dari beberapa jenis sapi lokal yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia adalah sapi bali, sapi PO, sapi brahman serta sapi madura. Sapi bali sendiri mempunyai bobot sekitar 300-400 kilogram serta prosentase karkas sebesar 56,9%. Kalau sapi brahman mempunyai prosentase karkas sebesar 45%. Selain itu, sapi brahman juga memiliki keistimewaan tersendiri, di mana dia tidak terlalu selektif dalam hal memilih pakan, serta kebal terhadap gigitan caplak, nyamuk dan tahan terhadap cuaca panas.

2. Persyaratan kandang sapi

Usahakan lokasi kandang sapi berada jauh dari pemukiman warga dengan jarak minimal sekitar 20 meter dari pemukiman. Pastikan juga bahwa lokasi kandang dekat dengan lahan pertanian serta mudah diakses menggunakan kendaraan, baik yang roda dua maupun roda empat. Selain itu, pastikan juga kandang tersebut mendapatkan sinar matahari yang cukup, guna menjaga kelembaban kandang.

3. Persiapan peralatan dan sarana

Jenis kandang biasanya mempunyai dua tipe, yaitu bentuk ganda dan tunggal, dan biasanya disesuaikan dengan jumlah sapi yang dipelihara. Untuk penempatan sapi dalam kandang tipe tunggal, sapi dibuat satu baris atau sejajar. Sedangkan untuk penempatan sapi di kandang tipe ganda, sapi dibuat dua jajar dengan posisi saling berhadapan ataupun bertolak belakang. Kandang tipe ganda biasanya lebih mudah dan efisien dalam proses pemberian makan (Berhadapan) dan mudah dalam proses pembersihan kotoran (Bertolak belakang).

Usahakan kondisi kandang selalu bersih dan tidak lembab, guna mencegah timbulnya berbagai macam penyakit. Lantai kandang bisa terbuat dari semen atau juga tanah yang dipadatkan, karena yang paling penting adalah lantai tersebut mudah untuk dibersihkand dari kotoran-kotoran sapi. Sediakan juga jerami untuk dijadikan sebagai alas, agar kandang menjadi lebih hangat dan membuat sapi semakin nyaman. Setelah menggunakan peralatan atau membersihkan kandang, selalu gunakan larutan desinfektan untuk mencegah jamur dan tumbuhnya penyakit.

a. Ukuran kandang yang ideal untuk satu ekor jantan dewasa adalah 1,5×2 meter atau      2,5×2 meter

b. Ukuran kandang yang ideal untuk satu ekor betina dewasa adalah 1,8×2 meter

c. Ukuran kandang yang ideal untuk satu ekor anak sapi adalah 1,5×1 meter

4. Pembibitan

Persyaratan yang perlu kita perhatikan dalam melakukan budidaya ternak sapi potong adalah sebagai berikut:

  • Pemberian tag / tanda pada telinga anak sapi (pedet) guna memperjelas silsilahnya

  • Matanya harus terlihat cerah dan bersih

  • Pernafasannya tidak terganggu serta hidungnya tidak mengeluarkan lendir

  • Ketika disentuh kukunya tidak terasa panas

  • Bulu dan kulitnya bersih dan tidak terjangkit oleh parasit

  • Perhatikan kondisi ekor dan duburnya / pastikan tidak ada tanda-tanda mencret

  • Tidak ditemukan kerusakan pada kulit dan bulu yang rontok

5. Pemeliharaan

Sama halnya dengan manusia, sapi juga membutuhkan pakan yang sehat dan seimbang. Setiap harinya, sapi membutuhkan pakan sekitar 10% dari bobotnya, serta pakan tambahan sekitar 1-2% dari bobot tubuhnya. Pakan tambahannya bisa berupa dedak halus, gaplek, ampas tahu, bungkil kelapa atau bekatul yang diberikan bersamaan dengan rumput. Selain itu, jangan lupa juga untuk menambahkan larutan mineral berupa kapus atau garam dapur. Pakan sapi dengan jumlah serta takaran tertentu biasanya disebut juga dengan ransum.

Berdasarkan dari jenisnya, pakan sapi hijau dibagi menjadi 3 kategori. Yaitu, hijauan segar, hijauan kering dan hijauan silase. Untuk jenis pakan hijauan segar biasanya berupa rerumputan, kacang-kacangan, serta tanaman hijau lainnya. Rumput sendiri ada beberapa jenis yang sangat bagus untuk digunakan sebagai pakan, antara lain daun lamtoro, daun turi, rumput raja, rumput gajah dan lain sebagainya.

Sedangkan jenis pakan hijauan kering adalah jenis pakan yang berasal dari hijauan segar yang sengaja dikeringkan agar bisa tahan lama. Contohnya seperti, jerami jagung, jerami padi dan juga jerami kacang tanah yang biasanya digunakan kerika musim kemarau tiba dikarenakan minimnya pakan hijauan segar.

Untuk jenis pakan hijauan yang ketiga adalah pakan hijauan silase atau pakan hijauan segar yang sudah diaawetkan. Cara membuat pakan hijauan silase adalah dengan cara menutup rapat pakan hijauan segar untuk selanjutnya masuk ke tahap fermentasi. Beberapa contoh silase yang sering dilakukan oleh para petani kita adalah silase jagung, silase rumput, silase jerami padi dan lain sebagainya.

6. Pemeliharaan kandang sapi

Sebagai tips tambahan, kotoran sapi sebaiknya cepat dibersihkan serta segera dipindahkan ke tempat lain guna memudahkan proses fermentasi yang kira membutuhkan waktu sekitar 1-2 minggu. Pastikan kondisi kandang tidak memiliki cukup ruang untuk sirkulasi udara dan tidak tertutup rapat agar kondisi kandang tidak lembab.

Selalu sediakan air minum yang bersih untuk sapi, serta beri wadah khusus yang bisa kita letakkan di luar kandang, hal tersebut bertujuan agar air minum tidak tumpah kemana-mana dan membuat kandang tetap kering dan bersih. Serta posisikan tempat makan dan minumnya lebih tinggi atau sejajar dengan dadanya, hal tersebut untuk menghindari agar tempat makan dan minumnya tidak diinjak-injak.

SEMOGA BERMANFAAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar