Memiliki banyak uang dari hasil usaha sendiri adalah impian dan cita-cita setiap orang. Begitu juga keinginan Anton Dedyarto. Pada awalnya, bapak dari tiga anak ini berkeinginan memiliki peternakan kambing dengan kapasitas 100 ekor. Keinginan itu dirintis mulai dari awal. Bibit kambing sejumlah 100 ekor pun dibelinya. Harapannya, dalam rentang waktu tiga bulan ke depan dia akan mendapatkan penghasilan minimal Rp.120.000.000,- dari hasil penjualan kambingnya.
Namun, kenyataan berbalik 180 derajat. Sangat tidak sesuai dengan impian dan harapan. Jalan terjal dan berkelok harus dilalui.
“Kami membuat pakan dengan formula sendiri, tanpa mengikuti aturan yang ditetapkanHCS”, kata Anton. Setelah formula bikinan sendiri diberikan ke ternak kambingnya, dari 100 ekor hanya tinggal tersisa 12 ekor yang masih hidup.
Sedih dan frustasi dirasakan warga Sanggahan, Majegan, Tulung Klaten ini. Apalagi pada saat yang sama, rumahnya hampir disita oleh bank karena tidak kuat membayar angsuran.
Di tengah kekecewaannya, Anton mencoba mencari semangat baru dengan ‘mendekati’ kembali pola HCS. Dan, betul. Dari 12 ekor kambing yang masih tersisa, setelah dipelihara selama tiga bulan dengan cara yang benar sesuai sistem ternak modern HCS bisa menjadi 24 ekor kambing.
Berdasar pengalaman tersebut, Anton mulai menemukan jalan bisnisnya. Saat ini, selain menjalani bisnis sumber daya manusia, juga bisa menangkap peluang ternak kambingpola HCS yang sangat menjanjikan. Apalagi, dari 4 ekor kambingnya yang dibeli seharga Rp. 960.000,- dalam jangkan waktu satu bulan sudah laku terjual Rp. 2.000.000,-
Wajah keceriaan selalu menemaninya, karena keuntungan dari 3 tahun menjalankan bisnis HCS, bisa membeli mobil jenis Panther Touring. Dan… ini dia wajah ceria Anton bersama istri tercinta serta penampakan mobil pribadinya.
Kisah Kedua berikut Mitra HCS Jadi Milyuner dari Ternak 2 Ekor Kambing Pola HCS
Slamet. Itulah nama mitra HCS yang sukses berkat ternak kambing. Bermula dari 2 ekor kambing pada tahun 2011, kini pak Slamet menjadi jutawan. Hal itu dibuktikan pada Desember 2013, beliau membeli mobil Grand Livina warna silver.
Urip koyo cakra manggilingan, itu ungkapan para dalang ketika mengupas filosofi kehidupan. Artinya, hidup itu laksana roda yang terus berputar. Kadang di bawah, kadang di atas. Filosofi itulah yang juga pernah dialami oleh Slamet. Dari dulunya terpuruk, kini mencapai kejayaan dalam mengembangkan bisnis bersama HCS.
Bekerja sebagai seorang buruh pabrik selama 13 tahun, tidak ada perubahan apa-apa pada kehidupan finansial Slamet. Berangkat pagi, pulang sore. Hasilnya cuma cukup buat makan sehari-hari. Tak jarang, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia harus cari pinjaman kesana-kemari.
Tahun 2005, Slamet memutuskan untuk keluar dari perusahaan tempat ia bekerja. Dan memulai membangun usaha sendiri. Kerja keras serta ketekunan membuahkan hasil yang cukup menggembirakan. Bisa dikata penghasilan per bulannya bisa menyamai penghasilan 13 tahun bekerja di perusahaan. Mobil baru, wisata ke luar negeri pernah dialaminya waktu itu.
Hingga akhirnya datanglah bencana alam Jogjakarta yang juga berdampak hingga Semarang. Dan, pada 2007, usahanya mulai surut. Aset-aset usaha mulai terjual untuk biaya operasional dan menutupi beban hutang. Masa-masa pahit ini dialaminya hingga 2011. Di mana, ketika itu, sampai-sampai Slamet jualan roti dan makanan ringan keliling pakai motor. Pada malam harinya, ia bergabung dengan musisi dangdut Ken Arok Salatiga.
Di tengah kondisi terpuruk yang serba susah, Slamet berkenalan dengan peluang usaha baru dari HCS. Maka mulailah, ia menekuni profesi baru sebagai peternak kambing. Modalnya cuma mampu beli 2 ekor kambing. Namun, kandangnya dibikin nyentrik, berbeda dengan ternak kambing kebanyakan. Yakni berbentuk panggung.
Masyarakat sekitar menertawakan perilaku Slamet. Moto ternak kambing pola HCS juga menjadi rasan-rasan di kalangan mereka. “Mana mungkin ternak 2 ekor kambing bisa menjadi milyarder”, kata mereka.
Dalam hati, Slamet berkata, ini adalah ujian untuk mengangkat derajat umat-NYA.Usaha ternak kambing tetap berlanjut terus, tentu sambil terus belajar dan mencari informasi dari sesama mitra HCS. Apa yang terjadi kemudian. Kambing Slamet malah mengalami mencret Namun, ia pantang menyerah.
Tak sampai setahun, Slamet mulai terlihat bangkit. Ia berhasil melunasi hutang-hutangnya. 3 (tiga) bulan kemudian, ia berhasil membeli mobil Kijang. Selang 6 bulan kemudian, Slamet berganti mobil baru. Kali ini (tepatnya pada Desember 2013) Grand Livina silver menjadi pilihannya.
Semua yang dilakukan Slamet saat ini sebagai wujud syukur serta pembuktian kepada masyarakat bahwa ternak kambing dengan menggunakan pola HCS bukan sekedar jargon dan iming-iming, atau mimpi di siang bolong.
Sebagai mitra HCS, ternyata banyak yang didapat Slamet, mulai ilmu ternak modern, tani modern yang semuanya serba organik yang disiapkan khusus oleh PT Hidup Cerah Sejahtera (HCS).
Sumber:http://kokolindskisahsukses.blogspot.co.id/2015/11/kisah-inspirasi-sukses-mitra-hcs-sukses.html
Terima kasih telah membaca "Kisah Sukses Mitra HCS Berkat Ternak Kambing Modern", Baca juga:
Di masa kecilnya, Ahayani hidup serba kekurangan. Selepas dari SLTA, dia mengadu nasib dengan berjualan asongan di terminal Tirtonadi SOLO untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Demikian ...
Mitra HCS, dari Ternak 3 Ekor Kambing, kini Mobil Panther Pun Terbeli. Itu bukan judul-judulan. Hal itu dialami oleh Bapak Hudi Marhaban, warga Ngemplak Boyolali. ...
Slamet. Itulah nama mitra HCS yang sukses berkat ternak kambing. Bermula dari 2 ekor kambing pada tahun 2011, kini pak Slamet menjadi jutawan. Hal itu ...
Ternak Kambing Intensif, Modern dan Bebas Bau dengan Pola HCS kian ramai dan menjadi trend baru di Indonesia. Pola fermentasi pakan kambing sistem HCS dengan ...
Cara Ternak Kambing Pola atau Program HCS - Ternak kambing atau domba Pola HCS dikenal sebagai modern dan full organik. Tidak perlu bingung mencari rumput ...
SEMOGA BERMANFAAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar