Biasanya, para peternak akan meramu pakan yang terdiri dari
:
1. Dedak halus (bekatul) 20%,
2. Ampas tahu 20%,
3. Menir atau jagung giling 20%,
4. Ayam broiller mati/ ikan rucah 35%,
5. Tepung tapioka 5%
6. Vitamin C serta B Complex.
7. Kuning telur
bahan – bahan :
katul : 100 kg ( harga rp. 1.500/kg )
tepung gaplek : 10 kg ( harga rp. 1.500/kg )
garam kasar : 2 kg ( harga rp. 1.000/kg )
tesaki cair : 4 botol/0,5 liter ( suplemen organik ) – ( harga rp. 30.000/botol )
PAKAN 4
Tanaman yang bisa untuk Pakan Ternak sekaligus Kesuburan Tanah (contoh di Madura):
1. Rumput gajah rakus unsur hara
2. Jagung
3. Kleresede
4. Kacang-kacangan
5. Kaliandra
6. Ketela rakus unsur hara
7. Lamtoro gung
Pengolahan Pakan Ternak:
I.Hay
Syarat tanaman yang dibuat Hay:
1. Bertekstur halus
2. Dipanen pada awal musim berbunga
3. Dipanen dari area yang subur
Pengawet:
1.Garam dapur 1-2%:
mencegah timbulnya panas karena kandungan uap air mengontrol aktivitas mikroba menekan pertumbuhan jamur
2.Amonia cair
mencegah timbulnya panas meningkatkan kecernaan hijauan memberikan tambahan Nitrogen
Kriteria Hay yang baik:
1.berwarna tetap hijau meskipun ada yang kekuning-kuningan
2.daun yang rusak tidak banyak
3.bentuk hijauan masih tetap utuh & jelas
4.tidak terlalu kering sebab akan mudah patah.
II.Silase
Prinsip pembuatan Silase:
1. Keadaan hampa udara ? pemadatan hijauan yang telah dicacah dengan cara ditekan atau diinjak-injak
2. Terbentuk suasana asam saat penyimpanan ? penambahan bahan pengawet: garam, gula, dedak, bakteri
3. Tempat penyimpanan (silo) jangan ada kebocoran & harus tertutup rapat yang diberi pemberat
Jenis hijauan yang dapat dibuat Silase: rumput, sorghum, jagung, biji-bijian kecil
Kriteria Silase yang baik:
1.pH sekitar 4 (asam)
2.Bau segar atau bukan berbau busuk
3.Warna hijau masih jelas
4.Tidak berlendir
5.Tidak berbau mentega tengik.
III. Amoniasi atau Urease
Melepaskan serat kasar dari hijauan agar dapat dimanfaatkan oleh tubuh ternak
Kandungan gizi:
Jerami: protein 3-5%, kecernaan 25-45%, kadar vitamin & mineral rendah (jangan diberikan pada ternak perah atau yang sedang menyusui)
Rumput gajah: protein 12-14%
Keuntungan Amoniasi:
1.Kecernaan meningkat
2.Protein jerami meningkat
3.Menghambat pertumbuhan jamur
4.Memusnahkan telur cacing yang terdapat dalam jerami
Pemberian Urea 3% dari berat jerami atau air kencing secara berlapis lalu dipadatkan
Kriteria Amoniasi yang baik:
1.Berwarna kecoklat-coklatan
2.Kering
3.Jerami padi hasil amoniasi lebih lembut dibandingkan jerami asalnya.
PAKAN 6
1. dedak halus (karbohidrat)
2. tepung kedelai (protein)
3. tepung jagung (karbohidrat)
4. bekicot (protein)
5. cacing (protein)
6. tepung daun pepaya, lamtoro, (protein dan karbohidrat)
Komposisi :
1. 1,2,3,dengan porsi 50 :20 :30
2. 1,2,4 dengan porsi 50 :20 :30
3. 1,2,5 dengan porsi 50 :20 :30
4. 1,2,6 dengan porsi 50 :20 :30
cara membuat
1. semua bahan dicampur
2. aduk rata dengan air panas
3. lemparkan ke kolam dalam bentuk basah (untuk satu hari saja)
PAKAN 7
Cara membuat pakan ikan lele
Tepung teri
Tepung udang
Tepung darah.
Tepung ikan
Tepung kedelai
Tepung jagung tepung singkong
Minyak ikan.
Tepung kanji
1. Dedak halus (bekatul) 20%,
2. Ampas tahu 20%,
3. Menir atau jagung giling 20%,
4. Ayam broiller mati/ ikan rucah 35%,
5. Tepung tapioka 5%
6. Vitamin C serta B Complex.
7. Kuning telur
Ayam broiller atau ikan tadi dibersihkan dan hanya diambil
dagingnya. Tulang, jeroan serta kulit dibuang. Selanjutnya bahan-bahan itu
digiling menggunakan gilingan daging manual. Hasilnya berupa adonan yang liat.
Adonan dibentuk lempengan seperti pempek Palembang lalu dikukus sampai
benar-benar masak. Tanda kemasakan adalah,apabila ditusuk, sudah tidak ada
bagian yang berwarna keputih-putihan. Pakan ramuan sendiri inilah yang
dijadikan menu sehari-hari lele tersebut. Baik yang masih berupa burayak,
kebul, putihan maupun lele konsumsi. Bedanya, pada pakan burayak, komposisi
protein hewaninya diperbesar menjadi 50% dengan ditambah kuning telur.
Telur-telur ini pun merupakan telur afkir yang kondisinya masih bagus, yang
dibeli di pengusaha penetasan telur ayam maupun itik. Dedak halus, ampas tahu
dan menir atau jagungnya dikurangi hingga masing-masing tinggal 15%.
Pakan berupa "kue kukus" tersebut bisa tahan
disimpan di kulkas sampai dengan 1 minggu. Hingga produksi pakan yang sangat
merepotkan ini bisa dilakukan selang 1 minggu sekali, 3 hari sekali atau sesuai
dengan kesempatan dan kebutuhan. Cara pemberian pakan cukup dengan ditaruh
dalam tampah, nyiru atau nampan kayu dan dimasukkan ke dalam bak atau kolam.
Tampah, nyiru atau kotak kayu ini dibuat tiga susun. Tampah paling bawah
berukuran paling besar, yang ditengah tanggung dan yang di atas paling kecil.
Tiga tampah ini diikat kawat dengan jarak sekitar 15 cm. dan diberi gantungan
untuk mengikatkannya di tiang pancang, hingga tampah paling atas hanya masuk ke
dalam air sebatas 10 sd. 20 cm. Pakan hanya ditaruh pada tampah bagian atas.
Tetapi karena lele itu akan makan secara berebutan, maka pakan akan berhamburan
dan jatuh pada tampah kedua. Di sini pun pakan diperebutkan dan kembali
berhamburan. Tetapi karena pakan di tampah kedua hanya merupakan ceceran dari
tampah diatasnya, maka yang jatuh ke tampah ketiga pun volumenya terbatas.
Harga dedak halus, saat ini Rp 800,- per kg. (kering). Harga
ampas tahu sekitar Rp 150,- (basah). Harga ayam mati Rp 1.000,- per ekor bobot
1,5 kg. kotor atau 0,75 kg.daging. Menir atau jagung giling Rp 1.500,- per kg.
Tepung tapioka Rp 2.000,- per kg. Vitamin-vitamin senilai Rp 50,- per kg.
ramuan. Dengan komposisi dedak halus, ampas tahu dan menir 20%, ayam 35% dan
tepung tapioka 5%, maka nilai pakan dengan bobot 10 kg adalah Rp 10.900,- atau
per kg. basah Rp 1.140,- Biaya produksi (tenaga kerja + bahan bakar) sekitar Rp
200,- per kg. Hingga total nilai pakan Rp 1.340,- bobot basah atau bobot kering
Rp 2 000,- Dengan asumsi harga pakan pabrik Rp 2.500,- per kg, maka harga pakan
ramuan sendiri ini lebih murah Rp 500,- per kg. Harga lele di tingkat peternak,
saat ini Rp 5.500,- dari harga tersebut, peternak mengambil marjin sekitar 20%,
hingga harga pokoknya Rp 4.400,- Dari harga pokok tersebut, sekitar 70% atau Rp
3.080,- merupakan nilai pakan. Harga ini menggunakan patokan perhitungan pakan
pabrik dengan bobot 1,232 kg. Apabila menggunakan pakan ramuan sendiri dengan
nilai Rp 2.000,-per kg, maka nilai pakan itu hanya Rp 2.464,- Berarti, dari
tiap kg. ikan lele yang diproduksi menggunakan pakan ramuan sendiri, peternak
memperloleh tambahan marjin Rp 616,- Dengan volume pembesaran lele 10 ton dalam
jangka waktu 3 bulan, maka marjin tambahan yang bisa diperoleh peternak dari
penggunaan pakan tambahan adalah Rp 6.160.000,-
Perhitungan ramuan pakan dengan konversinya pasti akan
sangat bervariasi, tergantung lokasi peternakan dan kejelian peternak untuk
memperolehbahan pakan yang berkualitas sama baik tetapi dengan harga yang jauh
lebih murah. Kelebihan penggunaan pakan buatan sendiri adalah, peternak bisa
mengatur komposisi protein hewani maupun nabatinya, sesuai dengan ketersediaan
bahan yang ada. Peternak juga bisa mempertinggi prosentase protein hewaninya
agar pertumbuhan lele bisa dipercepat, namun tanpa terlalu besar menambah beban
biaya pakan akibat pembengkakan nilai protein hewani terebut. Ini semua
memerlukan kejelian yang luarbiasa, hingga keong sawah atau darat, kepompong
ulat sutera dan cacing tanah misalnya, akan mampu memperbesar marjin.
Pemeliharaan cacing tanah, paling tinggi hanya boleh menghabiskan biaya
produksi Rp 2.000 per kg. Ini dimungkinkan sebab komponen pakan cacing adalah
limbah organik. Meskipun nilai gizi cacing tanah terlalu tinggi untuk
dimanfaatkan bagi pembesaran lele. Cacing tanah lebih cocok untuk pakan
pembesaran ikan yang nilai ekonomisnya juga lebih tinggi dari lele.
PAKAN 2
Untuk menghasilkan 1 ton ikan lele siap konsumsi, jika
menggunakan pakan pellet menghabiskan pakan 1 ton, sedangkan apabila
menggunakan pakan organik hanya membutuhkan 2.300 liter. Sementara bobot dalam
1 kilogram ikan lele yang diberi pakan pelet berjumlah antara 8 hingga 9 ekor,
sedangkan yang diberi pakan organik 7 hingga 8 ekor. Saat ini harga ikan lele
di pasaran mencapai 14.000 rupiah per kilogram.
Untuk menghasilkan pakan lele organik ini, peternak hanya
mengumpulkan limbah kotoran sapi ke dalam bak yang dicampur air beserta enzim
bakteri silanace untuk mempercepat proses penguraian kotoran sapi. Selang lima
hari kemudian, dengan proses aerasi, kotoran sapi yang telah berbentuk cairan
siap diberikan ke ikan lele dengan cara disiramkan.
PAKAN 3
Cara Aplikasi yang kami berikan adalah sebagai berikut
dibawah ini :
Lahan di Pupuk NPK Organik , Dosis 600 KG – 1.000 KG / HA.
Kemudian didiamkan selama 10 hari agar tercipta ZOOPLANKTON dan PHYTOPLANKTON,
dan hari ke-11 bibit ikan baru dimasukan. Pemberian PAKAN baru dilakukan
setelah kira – kira ZOOPLANKTON dan PHYTOPLANKTON berkurang atau habis.
Cara membuat pakan ikan buatan ( Per 110 KG ) :bahan – bahan :
katul : 100 kg ( harga rp. 1.500/kg )
tepung gaplek : 10 kg ( harga rp. 1.500/kg )
garam kasar : 2 kg ( harga rp. 1.000/kg )
tesaki cair : 4 botol/0,5 liter ( suplemen organik ) – ( harga rp. 30.000/botol )
Garam Kasar/Grosok dihaluskan kemudian dicampur RATA dengan
KATUL dan TEPUNG GAPLEK, setelah itu dikukus sampai warna coklat tua. 3 Botol
TESAKI CAIR dicampur dan diaduk RATA dengan 50 liter Air matang / Air isi
ulang. Hasil KUKUSAN dicampurkan merata dengan TESAKI + AIR, setelah itu
dimasukan mesin pellet atau Gilingan Daging kemudian dikeringkan ( Dijemur atau
di Oven pakai Oven Kue ).
Tanaman yang bisa untuk Pakan Ternak sekaligus Kesuburan Tanah (contoh di Madura):
1. Rumput gajah rakus unsur hara
2. Jagung
3. Kleresede
4. Kacang-kacangan
5. Kaliandra
6. Ketela rakus unsur hara
7. Lamtoro gung
Pengolahan Pakan Ternak:
I.Hay
Mengeringkan hijauan/tanaman Cara alami (dengan sinar
matahari) maupun menggunakan mesin pengering Kandungan air 12-20% ? tidak
tumbuh jamur. Tujuan: penyediaan hijauan untuk pakan ternak pada saat kritis
& saat ternak diangkut jarak jauh Dapat diperjualbelikan Kualitas hijauan
akan menurun apabila tertimpa hujan Pengeringan terlalu lama mengakibatkan
kehilangan nutrisi & mudah tumbuh jamur
1. Bertekstur halus
2. Dipanen pada awal musim berbunga
3. Dipanen dari area yang subur
Pengawet:
1.Garam dapur 1-2%:
mencegah timbulnya panas karena kandungan uap air mengontrol aktivitas mikroba menekan pertumbuhan jamur
2.Amonia cair
mencegah timbulnya panas meningkatkan kecernaan hijauan memberikan tambahan Nitrogen
Kriteria Hay yang baik:
1.berwarna tetap hijau meskipun ada yang kekuning-kuningan
2.daun yang rusak tidak banyak
3.bentuk hijauan masih tetap utuh & jelas
4.tidak terlalu kering sebab akan mudah patah.
II.Silase
Hijauan makanan ternak ataupun limbah pertanian yang
diawetkan dalam keadaan segar melalui proses fermentasi Kandungan air: 60-70%
Tujuan: pemberian hijauan sebagai pakan ternak dapat berlangsung secara merata
sepanjang tahun, atau untuk mengatasi kekurangan pakan di musim paceklik dalam
silo Silo: tanah, beton, baja, anyaman bambu, tong plastik, drum bekas, dsb.
Pencacahan: memutus/menghentikan proses respirasi/pernafasan pada tanaman agar
kandungan air hijauan dapat mencapai titik dimana aktivitas air dalam tanaman
dapat mencegah perkembangan mikroba
1. Keadaan hampa udara ? pemadatan hijauan yang telah dicacah dengan cara ditekan atau diinjak-injak
2. Terbentuk suasana asam saat penyimpanan ? penambahan bahan pengawet: garam, gula, dedak, bakteri
3. Tempat penyimpanan (silo) jangan ada kebocoran & harus tertutup rapat yang diberi pemberat
Jenis hijauan yang dapat dibuat Silase: rumput, sorghum, jagung, biji-bijian kecil
Kriteria Silase yang baik:
1.pH sekitar 4 (asam)
2.Bau segar atau bukan berbau busuk
3.Warna hijau masih jelas
4.Tidak berlendir
5.Tidak berbau mentega tengik.
III. Amoniasi atau Urease
Melepaskan serat kasar dari hijauan agar dapat dimanfaatkan oleh tubuh ternak
Kandungan gizi:
Jerami: protein 3-5%, kecernaan 25-45%, kadar vitamin & mineral rendah (jangan diberikan pada ternak perah atau yang sedang menyusui)
Rumput gajah: protein 12-14%
Keuntungan Amoniasi:
1.Kecernaan meningkat
2.Protein jerami meningkat
3.Menghambat pertumbuhan jamur
4.Memusnahkan telur cacing yang terdapat dalam jerami
Pemberian Urea 3% dari berat jerami atau air kencing secara berlapis lalu dipadatkan
Kriteria Amoniasi yang baik:
1.Berwarna kecoklat-coklatan
2.Kering
3.Jerami padi hasil amoniasi lebih lembut dibandingkan jerami asalnya.
PAKAN 6
1. dedak halus (karbohidrat)
2. tepung kedelai (protein)
3. tepung jagung (karbohidrat)
4. bekicot (protein)
5. cacing (protein)
6. tepung daun pepaya, lamtoro, (protein dan karbohidrat)
Komposisi :
1. 1,2,3,dengan porsi 50 :20 :30
2. 1,2,4 dengan porsi 50 :20 :30
3. 1,2,5 dengan porsi 50 :20 :30
4. 1,2,6 dengan porsi 50 :20 :30
cara membuat
1. semua bahan dicampur
2. aduk rata dengan air panas
3. lemparkan ke kolam dalam bentuk basah (untuk satu hari saja)
PAKAN 7
Cara membuat pakan ikan lele
Tepung teri
Tepung udang
Tepung darah.
Tepung ikan
Tepung kedelai
Tepung jagung tepung singkong
Minyak ikan.
Tepung kanji
Bila di tempat anda sulit mencari bahan2 di atas, anda bisa
membuatnya dengan 3bahan yg ada di atas. Misal : TEPUNG IKAN, MINYAK IKAN DAN
JAGUNG GILING. bisa juga di tambah tepung kanji agar bahan bisa merekat. Kenapa
minyak ikan harus ada? Karena minyak ikan adalah salah satu penambah nafsu
makan. kadang ikan tak mau makan pelet buatan sendiri karena tidak di campur
dengan minyak ikan. jadi minyak ikan bisa dikatakan bahan utama dlm pembuatan
pelet sendiri. Campur ketiga bahan tersebut sampai merata lalu tuangkan air
hinga menjadi seperti pasta. dan ingat! usahakan dlm pembuatan pelet sebaiknya
jangan terlalu encer. kemudian anda masukan kemesin cetak, klo tidak punya
mesin bisa anda buat seperti cacing dengan tangan anda sendiri lalu potong
pendek-pendek. setelah itu bisa anda keringkan. bila pelet / pakan ikan sudah
kering atau sudah siap untuk di jadikan makanan ikan lele, taburkan secukupnya
pada pagi dan sore hari.
PAKAN 8
Tapi ada cara lain untuk budidaya ikan lele yang lebih hemat
biaya, yaitu dengan menggunakan “ kotoran Sapi “ sebagai pakan. Cara ini
ternyata sangat baik untuk pertumbuhan ikan lele dan rasanya pun lebih gurih
daripada ikan lele yang diberi pakan sentrat. Cara ini sangat populer di daerah
Banyuwangi Jawa Timur. Dengan memberi pakan ikan lele secara Organik maka
seakan lele hidup di alam bebas, dimana hidupnya dari makan bahan2 organik.
Hasil panen dari Budidaya ikan lele Organik dengan ikan lele
non organik sangatlah berbeda. Ikan lele organic hasilnya bisa lebih panjang 20
– 35 cm. Warnanya juga berbeda, ikan lele organic biasanya warnanya agak
kemerah-merahan terutama di bagian sirip dan insang. Sedangkan ikan lele non organic
warnanya agak kehitam-hitaman.
Benih tersebut dipisahkan di kolam berikutnya selama dua
minggu hingga benih berdiameter 10 milimeter. Dua minggu berikutnya, lele
diseleksi untuk yang berukuran 20 milimeter. Sejak benih lele berdiameter 10
milimeter itu, kolam yang berisi air dicampur langsung dengan pupuk organik
dari kotoran sapi hingga setinggi 20 centimeter.
PAKAN 9
Pengolahan limbah pertanian, termasuk limbah cair industri
pengolahan banyak dikembangkan menggunakan proses fermentasi metan yang
menghasilkan energi berupa gas metan. Belakangan ini telah dikembangkan
kombinasi fermentasi metan dengan fermentasi hidrogen yang disebut perlakuan
dua tahap (two-step treatment). Yakni perlakuan fermentasi hidrogen yang
dilanjutkan dengan fermentasi metan. Satu kelompok 5 orang ilmuwan Jepang belum
lama ini mencoba penggunaan campuran kotoran ternak (sapi) dengan limbah
organik lainnya untuk perlakuan fermentasi satu dan dua tahap. Temuan-temuan
mereka membuka peluang dan manfaat baru dalam kegiatan penanganan limbah
organik. Kelompok ilmuwan tersebut, Hiroshi Yokoyama dkk dari tim riset daur
ulang limbah dan tim riset pengendalian polusi pada Lembaga Nasional Ilmu
Peternakan dan Lahan Rumput Badan Nasional Riset Pertanian dan Pangan Jepang menggunakan
kotoran sapi sebagai campuran limbah organik lain karena kotoran hewan biasanya
mengandung bakteri penghasil hidrogen. Sehingga pada fermentasi hidrogen tidak
perlu menambahkan benih bakteri tersebut pada substrat yang akan difermentasi.
Limbah organik yang digunakan sebagai substrat fermentasi secara bersama atau
terpisah sangat beragam meliputi sisa-sisa makanan dari bahan serealia, daging,
ikan, susu, kembang gula, telur, selai, sayuran dst. Pada fermentasi dua tahap,
mereka menggunakan campuran kotoran sapi dengan makanan anjing sebagai
substrat. Fermentasi tahap pertama berlangsung secara anaerobik selama 4 hari
pada suhu 60oC. Dilanjutkan dengan tahap kedua dengan perlakuan penyesuaian pH
menjadi 7,0-7,5 menggunakan larutan NaOH, dicampur dengan lumpur metanogenik
dan ditambahi air, lalu dibiarkan selama 10 hari pada suhu 37oC.
1. dedak halus (karbohidrat)2. tepung kedelai (protein)
3. tepung jagung (karbohidrat)
4. bekicot (protein)
5. cacing (protein)
6. tepung daun pepaya, lamtoro, (protein dan karbohidrat)
Komposisi :
1. 1,2,3,dengan porsi 50 :20 :30
2. 1,2,4 dengan porsi 50 :20 :30
3. 1,2,5 dengan porsi 50 :20 :30
4. 1,2,6 dengan porsi 50 :20 :30
cara membuat
1. semua bahan dicampur
2. aduk rata dengan air panas
3. lemparkan ke kolam dalam bentuk basah (untuk satu hari saja)
SEMOGA BERMANFAAT dan MOGA SUKSES
Tidak ada komentar:
Posting Komentar